Komunikasi adalah unsur utama cinta yang dapat dilihat dan dirasakan setiap anggota keluarga.
Konflik menjadi bagian yang tidak terelakkan dalam komunikasi tsb. Konflik menjadikan pernikahan dinamis. Jadi jangan takut konflik.
Kita akan belajar unsur2 utama yang membuat komunikasi menjadi nyaman dan Membangun.
Ada beberapa ayat Firman Tuhan yang menjadi dasar topik ini:
UNSUR UTAMA KOMUNIKASI
Komunikasi yang baik seperti rasa strawberry matang. Orang yang memperhatikan unsur2 ini tergolong bijak.
Tapi Ada orang yang tidak bijak berkomunikasi. Tak jarang bikin orang lain jengkel.
Faktor-faktor komunikasi yang menyenangkan dan Membangun :
Keenam faktor ini saling mempengaruhi. Kita perlu perhatikan pula, ada unsur budaya setempat yang ikut berperan.
I. MOTIVASI
Hal pertama kita perlu menguji motivasi kita saat berbicara. Harus tulus dan dapat dibaca lawan bicara. Jangan ada maksud atau memanipulasi.
II. POSISI
Perhatikan kamunikasi juga dipengaruhi strata sosial, pendidikan, ekonomi dan budaya. Demikian juga ordo keluarga. Komunikasi suami dengan istri, Ortu dan anak dipengaruhi ordo dalam keluarga. Demikian juga dalam organisasi tertentu ada budaya Yunior & senior.
III. ISI
Pentingnya meramu isi percakapan, memilih kata yang mudah dimengerti. Tidak berisi pesan ganda yang membingungkan. Kalau "ya" katakan ya. Isinya juga kreatif, jangan mengulang-ulang yang itu-itu saja, membosankan. Komunikasi pria dan wanita berbeda. Demikian juga anak2 kita yang berbeda zaman.
Gunakan kata pertanyaan lebih dari pernyataan seperti nasihat dsb. Juga belajar komunikasi asertif.
IV. INTONASI
Hal penting lainnya, gunakan intonasi yang baik dan enak didengarkan. Orang tertentu yang besar dalam keluarga yang biasa bersuara pelan atau lembut, tidak nyaman saat Anda bersuara keras dan cenderung kasar.
Ada budaya tertentu intonasinya kasar. Tapi ada yg lebih halus atau lembut. Anak juga berbeda. Ada yang senang dengan bahasa yang tegas dan lugas ada yang tidak
V. EKSPRESI
Sebelum mendengar dan mencerna isi perkataan, anak atau pasangan kita biasanya lebih dulu menangkap pesan dari wajah kita. Apakah ekspresi kita marah, kecewa atau emosi negatif lainnya.
Jika wajah kita menunjukkan ketidaknyamanan, maka orang tidak nyaman juga menangkap isi berita. Bisa bercampur interpretasi atau persepsi yang mengaburkan berita.
Maka sebelum bicara, pastikan hati Anda nyaman. Jika perlu, tunda bicara sampai saat hati Anda enak. Jika ekspresi wajah kita menyenangkan, orang sekitar kita mudah menyambut pesan kita. Apalagi diselingi humor atau canda.
VI. SITUASI
Saat suami Anda pulang, jangan langsung bicara atau curhat. Tanya kapan situasi yang buat dia nyaman berkomunikasi. Carilah tempat yang juga enak dan tenang untuk bicara. Ciptakan suasana sambil makan bersama. Suasana atau situasi yang diciptakan nyaman bagi kedua belah pihak, sangat membantu pesan sampai dengan baik. Jembatan komunikasi anak juga berbeda-beda. Ada yang suka sambil bermain ada yang sambil makan. Sesuaikan dengan bahasa cinta anak dan pasangan.
Mengelola Konflik Pasutri
Sumber konflik
Disamping faktor di atas, beberapa perkawinan yang disfungsi bisa terjadi karena salah satu pasangan menderita gangguan serius seperti depresi, mania, phobia, alkoholisme dan schizophrenia. Gangguan semacam ini akan mendatangkan ketegangan besar pada hubungan perkawinan. Jadi sebaiknya Anda memeriksakan kesehatan bersama sebelum memasuki pernikahan.
Mengelola Sisa Kemarahan
Jika anda punya banyak kemarahan saat kanak-kanak, terutama kepada papa dan (atau) mama, maka kebanyakan marah itu bersisa, terbawa hingga masa dewasa. Kebanyakan kemarahan itu tersimpan, karena dulu kita tidak berani menyampaikan pada orangtua.
Sebagian kita tidak diajar mengelola kemarahan. Juga tidak semua mendapat contoh yang baik dari papa dan mama. Kita tidak tahu cara menyalurkan kemarahan secara positif. Paling kita hanya bisa menangis, cemberut atau memberontak sesekali pada mereka.
Jika sisa kemarahan itu tidak bisa anda atasi atau kelola, maka itu akan bisa mengganggu Anda hingga dewasa. Bagaikan "virus", yang membuat hati dan komunikasi anda sakit. Virus ini tanpa sadar mengganggu sistem pernikahan, hubungan dengan pasangan dan anak-anak. Juga dalam kehidupan karier, persahabatan dsb.
Wujud sisa kemarahan bisa muncul dalam berbagai wujud:
1. Harga diri yang rendah, alias minder. Soalnya, Anda tumbuh dari kecil dengan perasaan tidak berdaya.
2. Mudah marah atau tersinggung. Bahkan hanya oleh hardikan kecil sekalipun dari atasan, pasangan atau teman anda.
3. Sulit menyatakan emosi marah pada orang yang punya otoritas (meskipun Anda jengkel sekali). Simpanan itu bisa mengungkit kembali perasaan marah pada ayah atau ibu Anda.
4. Gampang curiga atau jatuh dalam "mind-reading" (membaca pikiran orang).
Contoh: Kata Anda dalam hati, "Jangan-jangan dia itu ...."
Mind reading ini menjauhkan anda secara emosi dengan orang yang harusnya anda cintai. Kecurigaan membangun jarak Anda dengan mereka yang seharusnya dekat.
Waspadai pikiran berikut ini:
• "Dia sengaja berbuat begini supaya saya marah..."
• "Dia mau mempermalukan saya..."
5. Mudah tidak puas dan terperosok dalam kompetisi tidak sehat. Di kantor atau dalam persahabatan, Anda mudah konflik, dan isunya kerap kali adalah mau menunjukkan Anda lebih hebat dari sahabat, mitra kerja, atau pasangan Anda.
6. Mudah meledak saat ada peristiwa pencetus yang berat, misalnya pasangan selingkuh atau anak kena narkoba, dan sebagainya
Julianto Simanjuntak
Bacaan: